Monday 31 December 2012

Terima Kasih 2012


2012. Berakhir. Dengan. Sangat. Cepat.

Tidak dapat dipungkiri, tahun ini memuat sungguh banyak catatan hidup dan momen yang berkesan dalam hidupku. Masih segar dalam ingatanku saat setahun yang lalu aku dan keluarga memanfaatkan momen pergantian tahun untuk berkumpul bersama. Saat itu, kakak sulungku baru saja pulang dari benua Eropa setelah menyelesaikan studi masternya. Ya, kami tidak biasa menghabiskan malam tahun baru dengan ikut terlibat dalam keramaian. Biasanya kami berlomba “tidur setahun”, menonton film bersama, ataupun seperti tahun lalu dengan makan dan berkumpul bersama.

Akhir tahun ini ceritanya menjadi berbeda. Ada di suatu benua lain yang letaknya ribuan kilometer jauh dari kampung halaman. Merasakan pergantian tahun dalam suhu dingin yang menusuk-nusuk. Tentunya, aku punya agenda khusus untuk momen ini. Ya, sekali lagi, sekali pun aku tidak terbiasa merayakan hal ini dalam keramaian. Besok malam aku dan beberapa orang teman Indonesia, sesama perantau di negeri van Oranje, akan mengadakan acara masak-masak bersama di rumah kami. Sebut saja Mbak Ratna, seorang istri yang mendampingi suaminya yang tengah menjalani studi doktoral di kampus Twente. Mbak Dwi, penghuni baru kota Enschede yang datang dari Medan untuk program PhD di bidang farmasi. Mei, si roommate, yang tengah berjibaku dengan persiapan sidang tesisnya. Dan mungkin beberapa orang teman lain yang juga tentunya akan semakin menambah kebersamaan. Agendanya, kami akan membuat cheese cake, cornflake chocolate cookies, dan pempek adaan. Selebihnya, kami akan menonton film bersama sambil menikmati hidangan.

Oke, kembali ke pergantian tahun. 2012 adalah tahun yang membuat aku mengerti tentang arti pengharapan. Saat asa hadir dan timbul tenggelam bersama kekhawatiran dan kekecewaan. Saat cita menjadi akhir dari sebuah perjuangan. Saat langkah demi langkah, satu persatu, menginjakkan kaki dalam mimpi-mimpi yang ingin kuraih. 2012 adalah saat berburu mencari sekolah terbaik dan beasiswa studi master. 2012 penuh dengan nuansa baru, saat aku mendefinisikan kembali tentang apa yang aku cari. Saat aku keluar dari track yang mungkin menjadi suatu hal yang seharusnya dikejar oleh kami para lulusan muda. Saat-saat baru saja resign dari kantor. Saat dihujam banyak pertanyaan, kenapa memilih untuk menjadi berbeda. Saat mungkin banyak yang memberi dukungan untuk pilihan yang aku ambil untuk kembali bersekolah dan punya mimpi mengembangkan riset dan pendidikan Indonesia nanti. Saat orang-orang terdekat selalu hadir menguatkan. Saat ada banyak keraguan yang muncul dari sejumlah pihak, kenapa aku mengundurkan diri dari perusahaan yang seharusnya sudah sesuai dengan track kami. Kenapa, Mut? | Lo harusnya bisa lebih capable dari ini. | Yakin, Muthia? | If I were you, I won’t. | Lo memang yang paling fenomenal, Mut. Terjun bebas.. Ya, demikian sejumlah komentar yang membangun dan pula menguji. Mungkin belum saatnya di penghujung tahun ini untuk menjawab keraguan-keraguan ini. Biarlah ini jadi cerita untuk tahun-tahun selanjutnya. Biarlah aku rasakan dan aku cari apa yang aku butuhkan untuk jalan hidup ini. Biarlah aku terus berusaha.

2012 memberi jawaban untuk hal-hal baru yang aku cari. Saat satu persatu keinginan berubah menjadi bentuk-bentuk yang tidak lagi abstrak. Diterima di dua kampus yang terletak di benua Eropa. Kebahagiaan yang memuncak, sekaligus kegalauan paling bermutu sepanjang hidup untuk memutuskan pilihan mana yang harus diputuskan. 2012, saat pertama kali merantau jauh dari keluarga tercinta dan teman-teman terbaik. Saat ada kalimat perpisahan yang menjadi akhir ceritaku di Indonesia untuk tahun ini. Saat-saat haru memeluk satu persatu teman dan bisikan dalam hati untuk tetap terus diingat oleh mereka. Jangan lupakan aku sampai kapan pun. Saat telah siap berdiri di situ dengan tas ransel. Saat berpamitan dengan orang tua dan kakak sulungku. Saat pertama kali menitikkan air mata dan berkata pada Mama, tunggu aku di sini. Anakmu akan pulang dengan keberhasilan yang membahagiakanmu. Saat koper digeret masuk ke dalam ruang tunggu bandara Soekarno Hatta. Saat melambaikan tangan ke arah mereka yang berdiri di luar sana. Saat pertama kali mengucapkan, sampai jumpa lagi, Indonesia.

2012, saat resolusi nomor satu yang aku goreskan di akhir tahun 2011 terlaksana dengan baik. Saat aku berpuas dan tertawa berbahagia menambahkan tanda centang di samping list itu. Resolusi nomor satu itu, menginjakkan kaki di tanah Belanda dan Jerman. Resolusi nomor satu ini diberi hadiah tambahan dengan negara Belgia. 2012, saat mengenal komunitas baru dan lebih heterogen dibandingkan pergaulan sebelumnya. Saat menjadi mahasiswa internasional dan bergaul bersama teman-teman internasional. Saat mengeksplorasi banyak tempat baru. Saat berkontemplasi dalam sebuah kereta untuk sebuah perjalanan. Saat pertama kali menikmati pemandangan warna warni daun musim gugur. Saat pertama kali merasakan salju. Saat pertama kali sebegitu takutnya sendiri dan ditinggalkan. Saat merasa jauh dari rumah dan keluarga. Saat terus berharap untuk membahagiakan kedua orang tua, walau terpisah negara dan benua.

2012, tahun penuh harapan dan pembaruan. Saat semuanya mungkin menjadi awal pembeda perjalanan yang aku tempuh dengan aku yang hidup di dimensi lain (jika hanya jika keberadaaannya ada). Saat semakin banyak keinginan untuk meraih cita-cita. 2012, saat semuanya kembali menjadi baru. Dan 2012, saat ini baru saja menjadi awal. Saat perjalanan panjang baru saja dimulai. 2012, terima kasih.

1 comment:

  1. Senangnya punya pengalaman yang sangat berharga di Eropa! :)
    Salam kenal, saya Ricky di Bandung.
    Oya mbak, bisa minta alamat emailnya?
    Mau tanya sesuatu tentang Beasiswa Unggulan...
    Makasih banyak :)

    ReplyDelete